Pemerintah Kabupaten Bangka
Barat, Provinsi Bangka Belitung, pada 2012 ini berupaya mematenkan hak
atas teh tayu, sejenis teh asli daerah setempat yang memiliki cita rasa
tinggi dan diyakini mampu memberikan manfaat lebih dari jenis teh
lainnya. "Kami sedang berupaya mematenkan produk tanaman teh yang banyak
terdapat di Desa Ketap dan Mislak Kecamatan Jebus agar tidak diklaim
daerah atau negara lain," ujar Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Bangka Barat Kemas Arfani Rahman, kemarin.
Ia menjelaskan bahwa pihaknya
telah mengusulkan kepada Pemkab, Pemprov Babel dan pihak PT Sucofindo
untuk segera meneliti teh tersebut terkait kepentingan pemberian hak
paten bagi produk teh ikon Bangka Barat tersebut. Menurut dia, selain
mematenkan produk tersebut, pihaknya juga sedang mengupayakan penelitian
kandungan, komposisi dan manfaat dari teh tayu dengan mengundang BP
POM, Dinas Kesahatan dan pihak terkait untuk melakukan penelitian
ttersebut. "Menurut informasi dari mulut ke mulut, teh tersebut mampu
menghilangkan rasa pusing, memberikan relaksasi, menambah nafsu makan
dan menurunkan tekanan darah, namun semua itu harus dapat
dipertanggungjawabkan melalui penelitian ilmiah," ujarnya.
Untuk itu, pihaknya berupaya
mengundang para pakar dari badan dan dinas terkait untuk segera
melakukan penelitian tersebut agar produk yang sudah dihasilkan selama
puluhan tahun tersebut dapat diekspos untuk kepentingan pemasaran
produk. Ia mengatakan, selama ini penjualan produk tah tayu masih
membidik pasar lokal, namun ke depan pihaknya berharap pemasaran produk
tersebut dapat dilakukan lebihprofesional untuk mengangkat citra teh
lokal di kancah nasional bahkan diharapkan mampu bersaing di tingkat
internasional. "Kami yakin teh tersebut mampu bersiang di tingkat yang
lebih tinggi karena dari rasanya lebih nikmat dibandingka jenis teh
lain, seperti menikmati air zamzam," ujarnya.
Untuk promosi awal, kata dia,
pihaknya akan berupaya menyajikan teh tersebut dalam setiap pertemuan
baik yang dilakukan di lingkungan Pemkab maupun di seluruh perusahaan di
daerah itu dengan tujuan mengenalkan rasa dan mempopulerkan teh lokal
tersebut. Ia mengatakan, selain memiliki aroma dan cita rasa khas, teh
ini juga tergolong jenis teh mahal karena saat ini untuk kualitas baik
di tingkat produsen harganya sudah mencapai Rp300 ribu per kilogram.
"Saat ini produksinya masih terbatas dan dikelola warga setempat, namun
seiring peningkatan produksi teh tayu, diharapkan akan terjadi industri
yang lebih besar dan tentunya akan membuka banyak lapangan pekerjaan,
ini yang kita inginkan untuk meningkatkan kesejahteraan warga di daerah
itu," ujarnya.
Ia mengatakan, kesiapan petani
dan warga di daerah itu untuk mengembangkan teh tayu sudah cukup bagus
dan mereka sangat antusias dengan berbagai upaya yang sedang dilakukan
Pemkab untuk menjadikan teh tayu sebagai andalan produk Bangka Barat.
"Dengan berbagai persiapan dan bimbingan pengembangan produk teh tayu,
kami yakin ke depan teh ini akan banyak dicari penggemar teh di seluruh
pelosok negeri," ujarnya.
sumber : radarbangka.com
0 komentar: